Berhenti Menyalahkan Orang Lain via Shutterstock.com
“Tindakan menyalahkan hanya akan membuang waktu. Sebesar apapun kesalahan yang Anda timpakan ke orang lain, dan sebesar apapun Anda menyalahkannya, hal tersebut tidak akan mengubah Anda” - Wayne Dyer
“All blame is a waste of time. No matter how much fault you find with another, and regardless of how much you blame him, it will not change you” - Wayne Dyer
Tip: Sikap menyalahkan orang lain atau sesuatu yang berada di luar kontrol kita adalah sikap yang dapat menghentikan laju kesuksesan kita. Fokus menerima masalah yang Ada, berhenti menyalahkan orang lain karena itu tidak akan mengubah diri Anda menjadi pribadi yang lebih baik. Menurut Wayne Dyer, usaha mencari pembenaran dalam kehidupan ini adalah sia-sia belaka. Coba berkomitmen untuk mengambil tanggung jawab penuh pada hidup Anda dan hadapi setiap masalah yang ada dengan percaya diri.
Kalian lagi program intensif English course di kampung Inggris Pare, Kediri? Butuh refreshing? Kalian bisa coba deh kunjungi tempat menarik yang murah meriah di Pare yaituTaman Kota Pare. Jadi di Pare ini ada 3 taman kota yang cantik yaitu Taman Hutan Kota, Taman Kilisuci, dan Taman Ringin Budho. Oke kita bahas yuk salah satu taman kota Pare yaitu Taman Hutan Kota Pare!
Pare merupakan salah satu kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Dari Kediri, kalian bisa ke taman ini dalam waktu 30 menit menggunakan kendaraan bermotor dengan jarak tempuh 25 KM. Tapi kalau kalian lagi stay di Pare, taman ini bersebrangan dengan Tugu Garuda salah satu monumen di tengah Pare. Jadi masih bisa diakses dengan jalan kaki atau pun naik sepeda onthel khas anak kursus kampung inggris.
Saat ini Bupati Kediri sedang menggencarkan adanya taman sebagai ruang terbuka hijau serta alternatif untuk tempat refreshing, berkumpul keluarga atau pun melakukan kegiatan positif lainnya dengan fasilitas yang memadai. Taman ini diresmikan pada bulan Januari 2019 lalu, masih baru banget. Taman Hutan Kota Pare identik dengan warna warni-nya, udara yang sejuk, tata letak dan beberapa spot yang didesain untuk berswafoto. Awal masuk ke kawasan taman ini aja kalian akan menemukan spot foto dengan tulisan “Taman Hutan Kota Pare” dengan bentuk unik yang colorful.
Biaya masuk taman ini gratis lhoo.. kalian hanya perlu bayar parkir, karena memang taman ini masih swadaya dan masih belum dikelola secara aktif oleh pemerintah, namun kerapian dan keindahannya masih terjaga. Tersedia fasilitas seperti toilet, namun saat itu masih dikunci. Untuk jajanannya, ada beberapa masyarakat yang membuka dagangan di pojok taman yang telah disediakan tempatnya. Jadi kalian bisa menikmati jajanan sembari menikmati pemandangan taman.
Taman ini didesain secara apik sehingga membuat banyak masyarakat yang tidak bosan-bosannya mengunjungi beberapa spot yang menarik. Ada fasilitas rute untuk jalan-jalan yang bakal memanjakan kalian untuk menghabiskan waktu produktif kalian dengan jalan santai sampai jogging. Ada pula playground yang pasti sangat menyenangkan untuk anak-anak menghabiskan waktu di taman ini dimulai dari ayunan, plosotan, jungkat jungkit dan lainnya. Di tengah taman ada kolam dengan air mancur di tengahnya dan beberapa ikan koi. Suasana ini cocok banget buat kalian sudah suntuk dengan banyaknya kegiatan harian kalian, apalagi anak Kampung Inggris yang lagi ikut program intensif. Semangat!
Fasilitas yang nyaman ini didukung dengan banyak kursi taman dengan beragam model yang akan membuat kalian betah berlama-lama di taman ini, tetap dengan konsep penuh warna yang brilian banget. Kalian bisa rebahan di rumput sambil mendengarkan kicau burung dan gemercik air. Spot foto yang lain yaitu ada rumah pohon dengan tinggi sekitar 2 meter, kalian bisa melihat hampir seluruh taman jika berada di rumah pohon ini. Rumah pohon ini menjadi salah satu spot instagramable yang laris manis karena memang unik dan latar belakang taman yang keren banget.
Tidak heran banyak masyarakat yang berkunjung untuk menikmati keindahan taman ini. Kebersihan taman ini sangat terjaga karena di beberapa lokasi taman sudah disediakan tempat sampah yang telah dipisah organik dan anorganik sehingga kalian tidak perlu membuang sampah sembarangan ya. Ingat, kita harus memulai menjaga kebersihan dimulai dari diri sendiri.
Wisata yang patut dicoba ketika pertama kali ke kawasan Dieng adalah Batu Pandang Ratapan Angin. Wisata yang ngehits ini menawarkan banyak kepuasan di dalamnya. Selain tak perlu susah payah mendaki seperti layaknya gunung, pemandangannya juga akan menghipnotis setiap pengunjungnya karena jika beruntung maka pemandangan telaga warna akan terlihat jelas di sana.
Untuk bisa berkelana ke Batu Pandang Ratapan Angin, transportasi yang digunakan tidak begitu sulit, cukup naik bus kecil dari Wonosobo kota dengan tujuan Dieng atau Batur. Uniknya, kalau kalian beruntung maka akan menemukan bus yang memiliki tempat charger ponsel dan full musik sepanjang perjalanan. Lokasi Batu Pandang Ratapan Angin ini tidak jauh dari pertigaan Dieng dengan landmark tulisan Dieng.
Tarif yang dipatok untuk masuk ke wisata tersebut sebesar Rp10.000 (tidak termasuk asuransi karena memang tidak ada asuransinya). Setelah itu, naiklah ke tangga menuju spot foto. Di sana terdapat batu besar untuk berfoto. Dengan view telaga warna, hasil foto yang dihasilkan akan sangat bagus. Jika ingin mengambil foto dari batu besar maka berhati-hatilah, dikarenakan berbatasan langsung dengan jurang yang mana di bawahnya terdapat batu-batu besar. Karena tidak ada asuransi maka kalau terjadi kecelakaan itu bukan tanggung jawab pengelola lagi.
Jika kalian takut mengambil foto dari atas batu, tenang saja karena sudah ada gazebo kayu disediakan yang juga bagus untuk dijadikan spot foto meski tidak sebagus foto di atas batu. Setelah puas foto dengan pemandangan telaga warna, kalian perlu mencoba foto dengan landmark Batu Pandang Ratapan Angin. Foto di spot tersebut aman jika tidak foto di atas batu.
Sebenarnya ada banyak spot foto di sana seperti spot foto dengan pernak-pernik balon udara, foto dengan miniatur rumah Hobbit, dan foto dengan burung hantu. Dari semua spot foto yang ada, foto dengan pemandangan telaga warna merupakan yang paling favorit dan paling diminati. Maka tak heran, antrian untuk foto di sana lumayan banyak apalagi jika berpapasan dengan akhir pekan. Beruntungnya, saya ke sana ketika hari kerja jadi tidak perlu mengantri panjang untuk mendapatkan foto yang diinginkan.
Mendaki tangga di sepanjang jalan setapak menuju spot foto memang tidak begitu sulit bagi kawula muda, beda lagi bagi mereka yang sudah tua. Tapi tenang saja, sebelum naik tangga ada penyewaan kayu untuk mendaki tangga. Bagi saya sih sayang untuk menyewa kayu, mending buat beli gorengan tempe gemul khas Wonosobo di dekat spot foto atau membeli jamur krispi yang dijajalkan di sana.
Terakhir sebelum ke sana, siapkan mental fisik dan rohani dan juga selalu cek situs cuaca dan perkiraannya karena jika mendung atau berkabut maka pemandangan telaga warnanya akan kabur sehingga membuat kalian bakal menyesal datang di waktu yang tidak tepat apalagi jika hujan. Mendekati musim hujan seperti ini, intensitas hujan sedang melanda beberapa wilayah di Indonesia tak terkecuali Wonosobo. Sayang sekali jika ke Batu Pandang Ratapan Angin tiba-tiba hujan deras mengguyur, maka hilang dan pupus sudah berfoto di atas batu atau foto di spot menarik lainnya di sana.
Dan sekali lagi, jangan lupa utamakan keselamatan sepanjang berfoto di Batu Pandang Ratapan Angin, berfoto boleh tapi mengabaikan kesemalatan kita demi foto itu yang sangat tidak dibolehkan.
Terkadang menurut sebgian orang,mengikhlaskan sesuatu itu sangatlah susah, tapi pada umumnya kita harus iklhas karena dengan ikhlas hati kita akan mejadi lebih tenang,Nah kali ini saya akan membuat blog tentang ikhlas.
Hal yang paling penting untuk mengikhlaskan sesuatu, yaitu dengan melupakan hal- hal yang ingin kamu ikhlaskan,
Yang kedua : Yaitu dengan cara tidak membahas hal- hal yang ingin kalian ikhlaskan.
Pada saat review ini ditulis, hampir mustahil rasanya jika Anda belum pernah mendengar nama Playerunknown’s Battlegrounds sebelumnya, terlepas apakah Anda pernah mencicipinya atau tidak. Bagaimana tidak? Selama setengah tahun terakhir ini, ia memang jadi salah satu bahan pembicaraan terhangat yang pernah ada. Sebuah game yang sebenarnya tidak mengusung konsep yang bisa dibilang benar-benar revolusioner, masih berada dalam tahap Early-Access, namun terus mendapatkan perhatian dan popularitas yang tak terbendung. Banyak yang merasa bahwa fakta ia jadi salah satu game “favorit” banyak Youtuber raksasa berkontribusi signifikan untuk hal tersebut, walaupun tidak hanya itu saja alasannya. Gameplay adiktif dan solid untuk sebuah game yang belum rampung juga menjadi roda pendorong yang efektif.
Maka pelan tapi pasti, game yang juga sering disebut sebagai “PUBG” ini pun muncul sebagai raja baru di portal distribusi digital milik Valve – Steam. Mulai dari berhasil menarik perhatian puluhan juta gamer hingga menundukkan game sekelas DOTA 2 dan CS: GO sebagai game dengan angka pemain bersamaan tertinggi dengan perbedaan yang cukup tajam. Satu hal yang pantas untuk diacungi jempol adalah komitmen sang developer – Bluehole Studio untuk memastikan momentum ini tidak berhenti dan berakhir kegagalan, seperti banyak game Early Access di masa lalu yang juga sempat melewati fase yang sama. Bekerja keras dengan menyempurnakan ragam fitur dan menyuntikkan peta baru untuk dinikmati, PUBG akhirnya secara resmi lepas dari masa beta beberapa hari yang lalu. Lewat sebuah update “raksasa” berukuran 12 GB, ia akhirnya masuk versi final. Versi sama yang akhirnya membuat kami, JagatPlay, akhirnya bisa membicarakan game yang satu ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Playerunknown’s Battlegrounds ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan popularitas sepadan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
ni mungkin pertanyaan yang muncul di benak banyak gamer yang tidak merasa tertarik untuk mencicipi game racikan developer asal Korea Selatan ini, terlepas dari popularitasnya yang tidak terbendung. Secara sederhana, PUBG adalah sebuah game multiplayer kompetitif yang menjadikan “Battle-Royale” sebagai genre utama. Bagi Anda yang tidak familiar, Battle-Royale sendiri merupakan sebuah film klasik Jepang populer di tahun 2000 silam, yang diadaptasikan dari sebuah novel keluaran tahun 1999. Ia menceritakan soal sekelompok anak muda yang ditempatkan di sebuah pulau terpencil oleh pemerintah dengan satu tujuan utama – meminta mereka bertarung hingga mati satu sama lain. Masing-masing mereka mendapatkan sebuah kotak perbekalan acak berisikan senjata. Dan seiring dengan berjalannya waktu, wilayah “pertempuran” juga diperkecil untuk memastikan anak-anak remaja ini bertemu satu sama lain dan saling menghabisi. Battle-Royale menjadi sebuah seri klasik yang sepertinya tidak akan asing lagi banyak gamer yang tumbuh dewasa di tahun 2000-an.
Tentu saja, bukan Battle-Royale ini yang secara otomatis diadaptasikan oleh Bluehole Studio begitu saja. Yang mereka tawarkan di sini adalah sebuah seri game kompetitif multiplayer baru yang mengusung konsep serupa di dalam gameplay, yang percaya atau tidak merupakan sesuatu yang sudah berusaha diadaptasikan di masa lalu, namun tak pernah berhasil. PUBG memuat pertempuran 100 orang secara bersamaan di sebuah area yang besar, yang kesemuanya datang tanpa perbekalan apapun. Setiap dari mereka harus memperkuat dan mempersenjatai diri mereka dengan apapun yang mereka temukan di arena yang ada, dari sekedar panci penggorengan untuk senjata melee, body armor untuk menahan sedikit laju peluru, hingga senjata api kaliber berat. Terkadang, Anda juga bisa menemukan kendaraan air ataupun darat untuk ekstra mobilitas. Selanjutnya? Seperti versi film yang menjadi basis inspirasinya, game ini berakhir lugas. Anda “hanya” perlu bertahan hingga akhir, dan menjadi satu-satunya player yang selamat di tengah pertempuran ganas ini. Tidak banyak ada kesempatan bersembunyi hanya di satu tempat saja, karena daerah dimana Anda bisa bergerak juga akan terus diperkecil seiring dengan waktu berjalan. Yang Anda temukan adalah sebuah arena besar yang akan terus memaksa Anda untuk berhadapan dengan satu sama lain.
- 1/2 kilo gram ayam - 1,5 liter air bersih - Lembar daun salam - 2 Batang serai - 1 Ruas lengkaus - Minyak goreng secukupnya saja - Garam secukupnya saja - Gula secukupnya saja - Penyedap rasa secukupnya - 8 siung bawang merah - 6 siung bawang putih - 1 ruas kunyit - 1 ruas jahe - 3 buah kemiri - Merica secukupnya - 2 ikat so’un (rendam dengan air panas dan tiriskan) - 1/2 buah kubis (iris tipis-tipis) - 1 bungkus taoge (siram dengan air panas dan tiriskan) - 1 batang daun daun bawang - Kerupuk merah secukupnya - Sambal kacang/cabai uleg - Kecap secukupnya - 2 lembar daun salam - 1 ruas lengkuas yang digeprek
Cara membuat: a. Rebuslah ayam bersama dengan serai, daun salam dan lengkuas. Tunggu sampai mendidih. b. Haluskan bahan bumbu halus lalu tumis dengan minyak hingga baunya harum. c. Jika rebusan ayam sudah mendidih, masukan bumbu yang telah ditumis tadi, lalu aduk sampai merata. d. Selanjutnya masukan garam, gula dan penyedap rasa (secukupnya saja). Tes rasanya apakah sudah pas atau belum. e. Lihat apakah ayam sudah matang. Jika sudah, angkat untuk digoreng. f. Jika sudah digoreng, suwir dan siapkan ke dalam mangkuk bersama dengan bahan pelengkap seperti kerupuk atau taoge lalu siram dengan kuah soto di atasnya. g. Tambahkan kecap dan sambal sesuai keinginan dan soto ayam buatan Anda siap dihidangkan.